Sejarah
EE dimulai pada tahun 1962 oleh Dr. D. James Kennedy. Sebagai seorang pendeta muda, semua upayanya untuk pertumbuhan jemaat yang dilayaninya tidak berhasil. Jumlah kehadiran di gereja-Nya merosot. Mengingat masa-masa sulit itu, ia berkata, "Saya hanya mempunyai 1,5 sampai 2 bulan lagi dalam pelayanan sebelum saya hanya dapat berkhotbah kepada istri saya saja, itu pun dia mengancam akan pindah ke gereja Baptis di seberang jalan! "
Jim menyebut saat tersebut sebagai titik terendah dalam pelayanannya. Saat itulah teman pendetanya, Kennedy Smartt, mengundang Jim untuk membantu dia dalam serangkaian pelayanan penginjilan di Scottdale, Georgia. Selama 10 hari pertemuan, Jim hanya pergi keluar bersama Kennedy Smart dan menyaksikannya membimbing orang secara rohani. Pada akhir pertemuan, 54 orang menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka. Jim kembali ke Fort Lauderdale dengan pengalaman tersebut yang akhirnya menjadi benih Evangelism Explosion. Gereja mulai bertumbuh dan berkembang. Dalam periode 12 tahun, keanggotaan gereja meningkat dari 17 orang ke 2.000 orang.
Bukan hanya sekedar janji
Menyadari bahwa ia tidak bisa melakukan ini sendirian, ia membuat pelatihan untuk menjadi saksi sebagai landasan pelayanannya, dengan penekanan pada latihan lapangan. Pada tahun 1967, Gereja Presbyterian Ridge Coral yang dipimpinnya terpilih sebagai gereja berkembang paling cepat di Amerika. Pada tahun 1972, EE didirikan dengan staf sendiri dan Direksi. EE menyebar ke negara-negara lain, bahan EE diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Pada tahun 1984 pelatihan lebih banyak diadakan di luar negeri daripada di AS.
Pada awal tahun 1996 EE merambah di seluruh negara di dunia. Bahan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 70 bahasa yang berbeda dan pelatihan telah diselenggarakan di banyak negara. Namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam pengembangan kepemimpinan yang kuat di tiap negara.
tapi bukti!
EE adalah pelayanan multi-denominasi, organisasi misi non-profit yang operasinya tergantung pada kasih karunia Tuhan kita dan umatNya yang mendukung pelayanan ini.
Cikal bakal pelayanan EE di Indonesia sendiri bermula ketika pada bulan Mei tahun 1984, Pdt. Marks Silas untuk pertama kalinya mengikuti clinic EE di Coorparoo Anglican Church, Queensland Australia. Sekembalinya dari Clinic tersebut, beliau menterjemahkan bahan EE dalam bahasa Indonesia. Setahun kemudian, pada Desember 1985, beliau mengikuti Kongres EE Asian Leaders ke-2 di Taiwan. Melalui kongres tersebut beliau disemangati kembali untuk meneruskan pelayanan EE di Indonesia. Sejak itu dimulailah pelatihan reguler di gereja-gereja lokal, juga clinic untuk para pemimpin. Pada masa-masa awal ini, selain Pdt. Mark Silas, beberapa nama seperti : Pdt. Yakub Tomatala, Pdt. Paul Paksoal dan Bpk. Paulus Cahya, turut andil dalam pelayanan awal EE di Indonesia.
Akhir tahun 1998, Ir. Sandy Tanojo dan beberapa rekan mengikuti pelatihan EE di Malang yang diselenggarakan oleh Pdt. Liem Kok Han. Pada tahun yang sama, tepatnya di bulan Oktober, Pak Kok Han dan Pak Sandy mengikuti rapat EE Nasional di Hotel Sheraton, Surabaya. Pembicara pada pertemuan tersebut adalah Rod Story (Vice President EE Oceania) dan Tom Mangham (Regional Director EE South Asia). Di akhir pertemuan tersebut, mereka ditantang akan melatih berapa orang dalam setahun. Spontan mereka menjawab akan melatih 1000 orang. Tentu saja jawaban tersebut mengundang tawa dari peserta yang lain. Bukankah itu suatu cita-cita yang terlalu tinggi? Namun, jika Tuhan yang mau memulai suatu pekerjaan yang baik, maka tidak ada yang mustahil!
Sejak itu, pintu pelayanan mulai terbuka. Gereja maupun lembaga/yayasan Kristen membuka diri untuk dilatih. Bukan hanya di pulau Jawa, tapi bahkan merambah ke pulau-pulau lainnya. Sedikit demi sedikit strategi pelayanan Tuhan bukakan. Apakah visi awal utnuk memperlengkapi 1000 orang dalam setahun tercapai? Ternyata sepanjang tahun 1999, EE Malang telah melatih 1.066 orang. Visi untuk menjangkau Indonesia dan dunia dengan kabar baik mulai tertancap sejak pelayanan ini dimulai.
Bola salju mulai bergulir, makin lama makin besar dan tak terbendung. Semakin banyak permintaan pelatihan EE, bahkan sampai ke luar negeri. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kebutuhan akan materi pelatihan yang lebih praktis dan kontekstual mendorong tim untuk menerbitkan Buku Murid yang sesuai dengan konteks pelayanan di Indonesia, hasil penggabungan dari beberapa buku teks EE International, kemudian menyusul materi - materi yang lain dalam pelatihan di berbagai level.
Bukan hanya pembenahan materi, tapi strategi pelayanan pun semakin dipertajam. Pelayanan yang semakin berkembang di beberapa kota, tentunya tidak dapat dikerjakan sendiri oleh tim EE Malang. Tuhan semakin menambahkan jumlah orang-orang yang terbeban untuk penginjilan dengan visi yang sama.
Karena itu EE Malang mulai membangun jaringan pelayanan di beberapa kota dengan membentuk beberapa tim lokal. Tidak hanya itu Tim EE Malang mulai merekrut tenaga Implementation Field Worker (IFW) yang secara full tim menangani implementasi EE di lapangan.
Bagaimana Tuhan memulai segala sesuatu dari jumlah yang kecil sampai menjadi sesuatu yang berlipat ganda, semakin membuktikan bahwa semua ini adalah pekerjaan Tuhan. Siapa sangka ribuan traktat dan buku murid telah dicetak dan terpakai, ribuan pemenang jiwa dan pelatih pemenang jiwa dilatih, ratusan Implementator diperlengkapi, puluhan IFW telah direkrut, bertambahnya jumlah Senior Clinic Teacher (SCT) dan Associate Clinic Teacher (ACT), bahkan lebih dari 90 tim EE di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, kehadiran Training Center (TC) sebagai puat pelatihan. Seiring dengan itu dibakukannya jenjang pelatihan demi kualitas pelipatgandaan. Bukankah semua dimulai dari sesuatu yang kecil/sedikit? Di tangan Tuhan menjadi berlipat kali ganda.
Memasuki tahun 2006, terjadi sesuatu hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kepengurusan EE Indonesia mengalami regenerasi. Pengurus EE Malang dipercayakan untuk bukan hanya menangani Malang beserta jaringan yang sudah dibangun, tapi menjadi Pengurus EE International Indonesia (EEII) yang baru. Itu berarti secara resmi pusat EEII berada di Malang. Jangkauan pelayanan yang lebih luas dengan tanggung jawab yang semakin besar. Personel Pengurus EEII yang baru ini terdiri dari bukan hanya pengurus EE Malang tapi juga beberapa rekan yang ada dalam jaringan pelayanan EE Malang dan beberapa pengurus EEI Indonesia sebelumnya . Dengan kebulatan tekad, dan semangat dalam satu visi para pengurus merapatkan barisan dan berkomitmen mengembangkan pelayanan EE dalam skala nasional menjangkau Indonesia dan dunia dengan kabar baik.
Bermula dari kerinduan beberapa orang yang ingin membagikan sukacita yang sudah diterima. Terbentuklah sebuah tim. Tanpa rencana yang muluk, berbekal kemampuan apa adanya bahkan dukungan yang minim... pelayanan EE di Indonesia dimulai. Secara manusia banyak hal yang mustahil untuk dilakukan, baik dari segi finansial, kemampuan dan kesempatan. Tapi justru disitulah Tuhan menyatakan betapa hebat kuasaNya. Dia yang memberikan dan menancapkan visi, Dia yang memperjelas visi itu dan meneguhkannya. Bukan hanya sekedar janji: “Aku menyertai kamu sampai akhir zaman” tapi bukti! Betapa bersukacitanya mereka yang menangkap visi Tuhan, berjalan didalamnya dengan ketaatan dan setia mengerjakan sampai kesudahannya.
Tiga daswarsa (kl. 30 tahun sejak 1984) telah berlalu, rasanya ungkapan kata atau refleksi apapun tidaklah cukup untuk menggambarkan kebesaran karya Tuhan menorehkan sejarah (Baca : His Story) dalam pelayanan EE di Indonesia,dalam rancangan Tuhan, masih terlalu banyak yang akan DIA bukakan dan percayakan, masih terlalu sedikit yang dapat kita kerjakan. Visi yang semakin dipertajam dan pelayanan yang semakin diperluas untuk menjangkau Indonesia dan dunia bagi kemuliaanNya.